Saya sempat berhenti membaca buku ini krn tidak kuat menahan tangis. Jika boleh dikata, jujur saja saya iri dengan sosok Sri Ningsih. Bagaimana cara beliau memiliki ketabahan hati yang luar biasa besarnya? Bagaimana beliau bisa menjadi wanita yang sangat cerdas namun begitu sederhana? Bagaimana pahitnya ketika beliau memutuskan untuk berdamai dengan semuanya? Namun hidup penuh iri dengki tidak akan bisa membuat saya bahagia. Mengapa menghabiskan waktu untuk memupuk rasa cemburu dan dendam jika kita dapat menabur kebaikan kepada apa yang tersisa? Sri Ningsih memilih untuk berbuat baik sepanjang hidupnya. Ia dapat menemukan keluarga kemanapun ia melangkah, sesuatu yang luput darinya pada masa kanak-kanak. Tere Liye menghadirkan kisah ini agar kita sadar: selalu ada pilihan untuk menjadi baik, bahkan ketika dunia tidak bersikap adil. Ia mengingatkan bahwa menjadi sederhana bukan berarti tidak cerdas, dan menjadi baik bukan berarti lemah. Dalam diam, diceritakannya tentang siapa kita ingin menjadi saat hidup mempertemukan kita dengan kehilangan, harapan, dan kesempatan kedua. Terima kasih untuk kesempatan mengenalmu, itu adalah salah satu anugerah terbesar dalam hidupku. Aku tidak akan menangis karena sesuatu telah berakhir, tapi aku akan tersenyum karena sesuatu itu pernah terjadi.