Absolute Justice

Absolute Justice

Rikako Akiyoshi

Enjoyment: Quality: Characters: Plot:

Seharusnya monster itu sudah mati ….


From the Forum

No posts yet

Kick off the convo with a theory, question, musing, or update

Recent Reviews

Your rating:

  • moilady
    Mar 15, 2025
    Enjoyment: Quality: Characters: Plot:

    Biasanya saya dibuat kesal ketika membaca kisah dengan genre romance. Tapi gak nyangka kalau tulisan Akiyoshi Rikako yang satu ini benar-benar bisa menguras emosi saya melebihi ketika membaca Holy Mother. Walaupun saya pasti membeli buku yang dikarang oleh Akiyoshi Rikako, saya selalu membaca sinopsisnya lebih dulu yang tertera di bagian belakang. Namun buku ini hanya memiliki satu kalimat yaitu,

    "Seharusnya monster itu sudah mati ..."

    Otomatis rasa penasaran mencuat begitu membacanya (meskipun tidak langsung dibaca).

    Absolute Justice mengisahkan tentang Noriko yang terobsesi dengan kebenaran. Bahkan saking terobsesinya dengan kebenaran, ia seolah tidak memiliki secuil rasa kasihan terhadap teman maupun orang lain. Benar-benar seperti robot yang tidak punya hati. Bukan hanya teman-temannya yang jengah dengan sikap Noriko. Saya pun dibuat kesal karenanya. Benar-benar sekesal itu. Pasalnya Noriko tidak ragu untuk menyelinap ke masalah pribadi teman-temannya selama itu adalah tindakan yang benar secara hukum. Memang kebenaran bisa dikatakan sesuatu yang baik, tapi rasanya yang Noriko lakukan sudah berlebihan dan terkesan jika dia tidak punya hati.

    Beberapa kali pula saya membaca review tentang buku ini yang menyatakan, "Kalau saya jadi teman Noriko mungkin akan melakukan hal yang sama."

    Saya dapat menyimpulkan bahwa bukan hanya saya yang emosinya disentil dengan buku ini. Namun selain merasa kesal kepada Noriko, saya juga kesal kepada keempat temannya, Kazuki, Riho, Yumiko dan Reika. Mereka seolah dengan mudah mengutarakan keluh kesahnya kepada Noriko padahal merekaㅡmungkinㅡmenyadari ada sesuatu yang aneh dari Noriko. Terlebih ketika Reika dan Yumiko menceritakan permasalahan pribadinya kepada Noriko dan menjadi bumerang bagi mereka sendiri.

    Awalnya saya kira hanya Kazuki yang membunuh Noriko. Dan pertanyaan mengenai kenapa Kazuki sampai membunuh Noriko pun terjawab ketika kenyataannya bukan hanya Kazuki yang membunuh Noriko, melainkan ketiga kawannya yang lain pun terlibat dalam pembunuhan tersebut.

    Hingga tiba di titik ketika mereka semua bertemu dengan Ritsuko, anak Noriko yang ternyata mengundang keempat kawan ibunya ke acara mengenang Noriko. Kengerian semakin menjadi ketika kebiasaan Noriko yang sempat disinggung di awal tulisan mengenai selalu membawa kamera dan perekam video ke mana-mana kembali diungkap oleh Ritsuko. Detail kecil yang terlewat oleh keempat sekawan yang membunuh Noriko pada akhirnya membawa mereka menjadi tersangka. Tidak berhenti di situ, saya dibuat merinding terhadap fakta bahwa ternyata Ritsuko pun membenci ibunya sendiri dan mengharapkan ibunya untuk mati padahal usianya masih sangat muda. Bahkan bisa dikatakan Ritsuko secara tidak langsung menjadi seorang pembunuh di akhir cerita.

    Meski begitu saya menikmati keseluruhan cerita. Entah karena sudah terbiasa dengan gaya penulisan Akiyoshi Rikako atau mungkin faktor lain, saya merasa cukup mudah untuk mengerti jalan cerita meski alurnya maju-mundur.

    0
    comments 0
    Reply
  • View all reviews
    Community recs if you liked this book...