Your rating:
Ini kisah kecil tentang gadis mungil bernama Elphira. Dia terlahir albino. Drai ujung kepala hingga ujung kaki, semuanya putih. Kadang-kadang, Elphira menganggap dirinya hantu. Dia akan meringis ngeri setiap melihat pantulan dirinya dalam cermin. Kulitnya akan terbakar jika sinar matahari menyentuhnya. Pada akhirnya, Elphira punya satu keyakinan bulat: dia benci warna putih. Kemudian, kisah kecil ini menjadi besar ketika Sierra, cowok berambut merah datang ke dalam hidup Elphira. Dia sabar bagaikan malaikat. Dia tersenyum ketika Elphira merajuk, dan teguh pada tekadnya untuk membuat Elphira menyukai warna putih. Bagi Sierra, putih adalah warna kebahagiaan, kesucian, dan keabadian. Elphira senang atas kehadiran Sierra, sebenci apa pun dirinya pada prinsip Sierra tentang warna putih. Hingga, Elphira percaya. Mungkin dia harus menerima semua keyakinan konyol Sierra tentang warna putih. Namun haruskah kisah besar ini dihentikan jika Sierra memang benar-benar malaikat?
No posts yet
Kick off the convo with a theory, question, musing, or update
Your rating:
Aku baca buku ini gak berhenti huhu-ing karena nggak tau lagi harus gimana. Setelah bacanya juga aku rasanya kayak kosong dan hampa. Aku suka banget buku ini, dan kayaknya buku ini akan bersaing (in lovingly way) sama bukunya [a:Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie|5847500|Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie|https://s.gr-assets.com/assets/nophoto/user/u_50x66-632230dc9882b4352d753eedf9396530.png] yang lain sebagai buku yang bener-bener bikin aku bengong banget kayak waktu baca [b:Di Tanah Lada|27213435|Di Tanah Lada|Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie|https://i.gr-assets.com/images/S/compressed.photo.goodreads.com/books/1444954928l/27213435._SX50_.jpg|47255491].
Buku ini tuh ngajarin nggak cuma kita tentang bagaimana mencintai dan dicintai secara tulus, tapi juga ngajarin gimana caranya melepaskan, merelakan dan mengikhlaskan. Mungkin untuk beberapa bagian kita dibikin fokus sama Elphira, seorang anak kecil berusia sebelas tahun yang mengidap albino. Tapi, aku justru merasa dibawa ke sisi bagian lain tentang gimana orang-orang di sekitar Elphira berjuang terutama gimana ibunya berjuang atas kondisi mentalnya dan juga gimana Papa-nya Elphira berjuang, bertarung menghadapi leukemianya. Dan itu berhasil bikin aku sedih, bahkan hampir nangis.
Buku ini betul-betul dikemas sangat apik, tapi tetap dengan gaya dan ciri khasnya Kak Ziggy. Pokoknya, sinting, sinting, sinting.
as always, ziggy's books are diabolic enough to make me weep uncontrollably t_____t
i personally love this work of her. elphira and sierra share the same childlike wonder meskipun banyak orang bilang mereka terlalu pintar dan terlalu dewasa buat usianya, and that what makes me love them. one more thing i also love dearly from this book is ziggy's concept of death. and its very, truly, beautifully written dialogue (meskipun aku rada terganggu (sedikit) sama penulisan kata 'enggak' :>)
i write this review while still crying post-reading it dada gw sakit bat anying