Your rating:
Kumpulan cerita pendek dan novelet karya Maria Antonia Rahartati Bambang Haryo ini membawa pembaca jauh ke masa lalu, suasana kota Jakarta, Yogya, dan keindahan tempat-tempat di Eropa, khususnya Prancis dan Belgia. Pengarang sengaja menyuguhkan romantisnya nuansa masa lalu tanpa harus terkesan jadul.
Your rating:
Buku yang terdiri dari sepuluh kumpulan cerita pendek dan satu novelet. Untuk kumpulan cerita pendeknya aku sangat suka, mereka seolah beri kesan penuh kehangatan dan juga seolah jadi pengingat bahwa kita sebaiknya jangan membandingkan diri sendiri dengan orang lain sebab apa yang mereka miliki belum tentu benar menjadi hal yang indah di kehidupan mereka. Sedangkan, mungkin, hal yang menurut kita tidak seberapa dan bisa buat kita bahagia, belum tentu bisa mereka miliki. Intinya, bersyukur atas apa yang sudah kita punya. Ada beberapa kumpulan cerita pendek yang aku suka dari buku ini, beberapa diantaranya; Juffrouw Lala, Cerita Ibuku, Di Halte La Rue des Γcoles, Pot Kayu Beringin Putih, Namanya Inka dan Pianoku. Sayangnya untuk noveletnya lebih banyak buat aku geram. Novelet dengan judul Selamat Tinggal La Wantzenau ini menceritakan kisah Nanta dan Pierre. Sayangnya (lagi), kisah mereka bukan kisah yang manis, menurutku. Dari kisah mereka, aku mendapat kesan bahwa masih ada orang yang tidak pernah bersyukur atas pasangan masing-masing. Masih menganggap bahwa, mereka tidak cukup dan tidak bisa mendapat kebahagiaan dari pasangannya dan itu buat aku rasanya mau marah. Tapi, untungnya Nanta cukup sadar akan posisinya walaupun tetap saja aku masih super kesal. Inka deserve so much love from her family, even from the whole world. Selebihnya selama membaca buku ini aku seperti dipenuhi rasa senang sekaligus haru. Sangat direkomendasikan untuk dibaca di waktu santai.