moilady's avatar

moilady

𝒯urning chapters beneath the gentle glow of 𝒎𝒐𝒐𝒏𝒍𝒊𝒈𝒉𝒕, where every page whispers secrets only the night can 𝒉𝒆𝒂𝒓. 🐈‍⬛✨

240 points

0% overlap
Level 2
Reading...Love, That's an Understatement, Vol. 3
My Taste
Holy Mother
Salt to the Sea
Kitchen
Persuasion
Medusa

moilady finished reading and wrote a review...

3w
  • Choking on Love Vol. 3
    moilady
    May 12, 2025
    4.0
    Enjoyment: 4.0Quality: 3.5Characters: 4.0Plot: 4.0
    💞
    🎸
    🎨

    Oh, they're so cute together.

    0
    comments 0
    Reply
  • moilady finished reading and wrote a review...

    3w
  • Choking on Love Vol. 2
    moilady
    May 12, 2025
    4.0
    Enjoyment: 3.5Quality: 3.5Characters: 3.5Plot: 3.5
    🎨
    🎸
    💞

    Kinda frustrated seeing how insecure Hibari is.

    0
    comments 0
    Reply
  • moilady finished reading and wrote a review...

    3w
  • Choking on Love, Vol. 1
    moilady
    May 12, 2025
    4.0
    Enjoyment: 4.0Quality: 3.5Characters: 3.5Plot: 3.5
    🎸
    🎨
    💞

    Seems like Gaku is quite unique.

    0
    comments 0
    Reply
  • moilady finished reading and wrote a review...

    3w
  • Sheltering Eaves Vol. 2
    moilady
    May 11, 2025
    4.0
    Enjoyment: 4.0Quality: 3.5Characters: 3.5Plot: 4.0
    🏫
    💔
    👫

    They deserve to be happy.

    0
    comments 0
    Reply
  • moilady finished reading and wrote a review...

    3w
  • Sheltering Eaves Vol. 1
    moilady
    May 11, 2025
    4.0
    Enjoyment: 4.0Quality: 4.0Characters: 3.5Plot: 3.5
    🏫
    💔
    👫

    Why do they have to live so miserably?

    0
    comments 0
    Reply
  • moilady finished reading and wrote a review...

    6w
  • Dari Hari ke Hari
    moilady
    Apr 24, 2025
    4.0
    Enjoyment: 3.5Quality: 4.0Characters: 4.0Plot: 4.0
    🪖
    🧑
    🚲

    Membaca buku ini karena satu-dua orang yang mengatakan buku ini bagus dan direkomendasikan untuk dibaca, dan barulah aku mengerti kenapa mereka mengatakan buku ini bagus. Sebuah fiksi sejarah yang dikemas melalui pandangan seorang anak kecil─remaja tanggung yang menjalani hidupnya selepas kemerdekaan dan masa revormasi. Meninggalkan kota kelahiran menuju kota yang jauh berada nyaris ke arah timur Pulau Jawa sebagai pengungsi. Menjalani keseharian sebagai seorang anak republik menghadapi penjajah dengan pola pikirnya yang polos dan nakal selayaknya anak-anak pada umumnya. Dalam buku ini tidak ada kisah pertumpahan darah yang eksplisit, meski begitu masih ada perlawanan-perlawanan yang bisa dilakukan rakyat Indonesia pada masa itu. Termasuk perlawanan ia dan keluarganya meski tidak secara terang-terangan. Buku ini membawa aku kembali mengingat cerita para orang tua tentang bagaimana kondisi di kala itu, ketika bagaimana hendak sekolah hanya tinggal masuk sebab kepindahan, lalu bagaimana mereka yang diharuskan sekolah agama di setiap sore. Rasanya cukup rindu mendengar kisah-kisah kakek dan nenek atau mungkin ayah dan ibu jaman dahulu yang mana secara tidak langsung disuguhkan melalui buku ini. Selain dengan kisah kehidupan pada masa revolusi, buku ini juga menyuguhkan bagaimana jenakanya isi kepala si anak kecil, juga humor-humor sederhana yang disampaikan melalui bahasa yang cukup aku suka. Buku ini sebenarnya cukup bisa dibaca dalam sekali duduk, mengingat bukunya yang terbilang tidak terlalu tebal.

    0
    comments 0
    Reply
  • moilady finished reading and wrote a review...

    6w
  • Winarta
    moilady
    Apr 23, 2025
    4.0
    Enjoyment: 4.0Quality: 4.0Characters: 3.0Plot: 4.0
    🔫
    🇮🇩
    🪖

    Salah satu buku yang terbilang tipis dan sangat bisa dibaca dalam sekali duduk. Awalnya tertarik dengan buku ini karena disebut-sebut sebagai buku yang sempat menghilang, mendapat penghargaan ternama di Belanda tapi tak pernah sampai diterbitkan menjadi sebuah buku. Dari buku ini, aku diajak melihat karakter seorang Winarta dan segala isi kepalanya. Seorang mahasiswa kedokteran yang tak sampai tuntas menyelesaikan pendidikannya dan bermimpi untuk melanjutkan studi di bidang seni, meskipun keinginan untuk alih haluan itu tidak pernah kesampaian sebab ketika dia dirawat sebagai salah satu pasien TBC, kabar mengenai meninggalnya kedua orangtua Winarta membuatnya segera kembali pulang. Sayangnya, ketika pulang ia justru mendapati segala sesuatunya telah hilang. Orangtua yang dibunuh oleh tentara musuh, pun kehidupan sebelumnya yang aku simpulkan terbilang berkecukupan. Kehilangan orangtuanya seolah menjadi titik balik kehidupan Winarta yang justru memilih untuk bergabung dalam sebuah laskar perjuangan. Menariknya, kisah hidup Winarta ini tidak berhenti sampai dengan masa Agresi Militer Belanda II, melainkan berlanjut hingga isu pemberontakan PKI yang mana membuat keinginan membunuhnya seolah kembali terbakar. Namun, meski begitu, Winarta seolah kerap kali dilanda kejenuhan dalam hidupnya. Seolah-olah ia hidup tanpa ada tujuan pasti. Seperti terombang-ambil diatas ombak. Entah dari sisi rencana hidup, kehidupan pribadi mengenai percintaan, maupun hal-hal lain. Seperti seseorang yang terpapar trauma yang terlalu lama. Mungkin bisa jadi isi kepalanya memang akibat trauma mendalam yang dia rasakan, atau mungkin juga tidak? Yang pasti buku ini cukup bisa dinikmati meskipun akhir dari buku ini memberi kebebasan pembaca untuk menyimpulkan sendiri ihwal apa yang akan terjadi kepada Winarta.

    0
    comments 0
    Reply
  • moilady finished reading and wrote a review...

    7w
  • Haniyah dan Ala di Rumah Teteruga
    moilady
    Apr 17, 2025
    4.0
    Enjoyment: 4.0Quality: 4.0Characters: 3.5Plot: 4.0
    👧
    🌳
    🏝️

    Salah satu buku fiksi sejarah yang menurutku lebih menggambarkan kehidupan masyarakat Indonesia Timur dibanding dengan peristiwa-peristiwa khusus yang mungkin terjadi. Meski begitu, masih ada beberapa poin cerita yang bisa jadi disebut sebagai peristiwa tertentu. Sayangnya poin cerita itu bukan sebuah inti konflik, kecuali kisah Madika Ido dan kompeni Belanda pada masanya. Buku ini lebih bertumpu pada kehidupan Ala, Haniyah dan juga Naf Tikore yang menjadi buah bibir di kampungnya. Pun beberapa kisah kehidupan para petani cengkeh di Pulau Kampasa pada masa itu. Selain bagaimana para bocah yang mengejek fisik Ala, buku ini juga menggambarkan keharmonisan para penduduk Desa Kon yang tergambar pada musim panen pada masa itu. Cerita yang sederhana, tapi sarat akan makna. Dari buku ini seolah diajarkan untuk tidak menilai seseorang hanya dari bentuk fisik, mungkin ia tidak sempurna, tapi bukan berarti dia pantas untuk diolok-olok. Buku ini juga mengajarkan untuk menghargai satu sama lain, tidak mudah dengan kabar yang belum tentu terbukti benar. Gotong-royong dan tentu saja saling membantu. Selain itu buku ini juga mengingatkan bahwa terkadang, luka yang diakibatkan oleh kejahatan verbal seseorang akan lebih melekat dan menjadi luka dalam yang tidak mudah dilupakan meski sudah dewasa. Buku ini bisa dibilang ringan, dengan halamannya yang juga kurang dari dua ratus halaman, cukup cocok dibaca untuk mengisi waktu luang dan bisa dibaca dalam sekali duduk.

    0
    comments 0
    Reply
  • moilady started reading...

    7w
    Winarta

    Winarta

    Basuki Gunawan

    0
    0
    Reply
  • Haniyah dan Ala di Rumah Teteruga
    Thoughts from 5% (page 8)
    spoilers

    View spoiler

    1
    comments 0
    Reply