Jadi, sebetulnya buku ini sudah saya miliki sejak awal rilis. Namun, baru sempat terbaca ditambah kabarnya buku ini ada tulisan yang paling populer dari tulisan lain Akiyoshi Rikako sehingga saya mencari waktu yang tepat agar tidak terganggu sedikitpun ketika membacanya. Hehe.

Tidak heran, mengapa Holy Mother mendapatkan rating yang cukup tinggi juga reviews yang tak kalah baik. Buku ini menyajikan misteri dengan caranya sendiri.

Buku yang mengisahkan tentang perjuangan seorang ibu untuk melindungi anaknya dari segala jenis bahaya ini benar-benar membuat saya gemas. Terlebih ketika Honami bersikukuh Hideki adalah pelakunya, padahal dari pertengahan cerita sudah diungkap secara gamblang bahwa pelaku pembunuhan itu adalah Makoto. Belum lagi detektif yang menyelidiki juga masih belum menemukan titik temu atas kasus yang terjadi. Rasanya seperti menonton sebuah drama yang tak menemukan titik terang.

Saya juga sempat dibuat ragu dan bingung atas penggambaran sosok Makoto, ada beberapa bagian yang perlu saya baca berulang kali untuk memastikan apakan Makoto ini seorang perempuan atau laki-laki. Dan, ketika saya terhanyut atas penggambaran Makoto adalah sosok pemuda, saya dibuat jengkel menerima kenyataan bahwa saya tertipu oleh tulisan Akiyoshi Rikako satu ini. Belum lagi sosok Kaoru yang benar-benar digambarkan sebagai anak Honami, saya sungguh sudah tertipu. Bahkan saya juga sempat merasa kasihan kepada Hideki yang dituduh ini itu oleh Honami.

Hingga mendekati akhir cerita, saya dibuat terperangah atas fakta yang terkandung di cerita tersebut. Saya akui, Holy Mother adalah kisah terbaik dari penulis (meski saya masih punya hutang untuk membaca dua buku lain milik Akiyoshi Rikako) dan saya jelas tidak akan ragu untuk memasukan tulisan ini ke dalam tulisan favorit dengan nilai tertinggi.